Minggu, 06 Desember 2015

Liburan Dinanti, IP dan IPK menghantui

Tinggal hitungan hari UAS pun akan berakhir dan sebentar lagi akan liburan. Bagi setiap mahasiswa terutama anak farmasi itu merupakan sesuatu kebahagiaan, ya bahagia yang luar biasa dan tak terkira . Jika dibandingkan dengan jurusan ataupun fakultas lain, jurusan farmasi identik dengan yang namanya pratikum dan beban belajar yang super duper berat.  Untuk menjalani 1 semester dibutuhkan perjuangan yang luar biasa . Dalam  1 semester, rata –rata anak farmasi menjalani perkulihan 18-21 sks dengan jumlah mata kuliah sekitar 10 mata kuliah. Untuk teori biasanya dihargai 2sks, tapi pratikum hanya  dihargai 1 sks tapi serasa- rasa .... sks ( isi sendiri lah ya) .
Beban terberat saat menjalani perkuliahan selama 1 semester adalah kita harus pintar-pintar membagi waktu untuk belajar, mengerjakan tugas, mengerjakan laporan dan berorganisasi. Niat untuk mencicil tugas bagi anak farmasi itu sangat sulit untuk dilakukan dikarenakan padatnya jadwal perkuliahan sehingga terpaksa dilakukan dengan sistem kebut semalam atau bahasa kerennya sih jadi seorang deadliner. Saat menjalankan praktikum, rata-rata  anak farmasi merasa senang setiap masuk lab dikarenakan anak-anak farmasi bisa mempraktekkan ilmu yang diperoleh dari teori, tapi setelah keluar dari lab kita dibebankan oleh menumpuknya laporan yang harus dikerjakan. “Tiada hari tanpa laporan”. Hari libur bahkan malam minggu sekalipun kita selalu ditemani dengan pacar yang setia( re: laporan) .Tapi apa daya, daripada tugas dan laporan tak kunjung selesai dan semakin mencekik leher? Ya terpaksa hari libur yang seharusnya diisi dengan hal-hal yang dapat merefresh otak harus dikorbankan.
Kita tau,bagi kita anak farmasi tidur normal sekitar 8 jam itu sangat sangat jarang untuk didapat, bahkan untuk tidur sekitar 4-5 jam saja sudah  patut disyukuri. Nah, efek dari jam tidur singkat yang  kita rasakan adalah kesulitan mempertahankan kelopak mata agar tetap melek alias tidak mengatuk saat mengikuti  perkuliahan. Saat akan quiz atau ujian lainnya pun kita harus pintar-pintar mencari waktu, terkadang ditengah-tengah pratikum, di kantin, di bis(anak pp) disempat-sempatin mencicil buat belajar.
Terkadang selama 1 semester itu kita pasti merasakan yang namanya jenuh. Apalagi kalau kita mengganggap agenda sehari-hari kita hanya sebuah rutinitas, maka godaan kejenuhan akan semakin gencar mendekati kita. Mungkin wajar apabila kita sesaat merasakan jenuh, karena setiap hari rutinitas yang kita jalani hampir sama setiap minggunya ( kuliah- ngelab- ngerjain tugas-ngerjain laporan- makan-tidur) sampai Negara api menyerang begitulah siklus anak farmasi. Untuk refreshing pun kita harus punya cara sendiri untuk merefresh otak, karena untuk pergi jalan-jalan pun sulit untuk meluangkan  waktu.  Beberapa cara anak farmasi merefresh otak dikala jenuh sih ada yang baca novel, baca komik, nonton drama, bermain game,kumpul sama teman atau keluarga ,dll.
Jadi bagaimana cara mengatasi kejenuhan ? untuk  mengatasi kejenuhan pertama-tama hal yang di lakukan adalah memperbaiki niat.Dan kalau sedang jenuh, cobalah bernapas panjang sejenak, pikirkan baik-baik  Apakah kita sudah pantas untuk mengatakan “aku sudah jenuh?”. Bagaimana dengan orang tua kita yang sedang berjuang mati-matian mencari nafkah untuk kita? Bagaimana dengan Indonesia yang mengharapkan kontribusi kita untuk memajukannya? Bagaimana dengan harapan-harapan umat yang menunggu prestasi dan peran serta kita?  Kita harus yakin bahwa kerja keras kita akan membuahkan hasil. Apabila kita menjalankan dengan hati yang ikhlas maka kita akan memperoleh hasil dari kerja keras kita. Sebaliknya kalau tidak disertai dengan keikhlasan, segala yang kita lakukan akan menjadi sia-sia. So, percuma dong sudah ngampus seharian, begadang semaleman, dan ngerjain laporan terus kalau kitanya asal-asalan dan tidak dibarengi dengan niat?
Kok jadi bahas kehidupan anak farmasi ya, balik ke judul. Setelah uas, balada yang melanda yaitu IP(Indeks Prestasi) dan IPK (indeks Prestatsi Kumulatif). IP merupakan momen yang  menakutkan dan menegangkan. Dimana perjuangan yang kita jalani selama 1 semester hasilnya akan tertera di akademik. Say Alhamdulillah kalau nilai sesuai target yang diharapkan, tapi ada perasaan kecewa saat hasil yang keluar tidak sesuai  yang kita harapkan. Pasti kita mempertanyakan apa yang salah saat hasil yang didapat tidak sesuai keinginan.  Mungkinkah karena usaha yang tidak maksimal? Atau mungkin cara belajar kita yang salah? Atau mungkin kita yang kurang bisa membagi waktu? Apapun itu kita pasti tau apa kesalahan kita selama 1 semester. So, kita harus mengintropeksi diri kita sendiri.
Sebenarnya IP itu berpengaruh nggak sih buat semester depan? Jawabannya pasti berpengaruh, karena IP mentukan jumlah sks yang akan kita ambil untuk semester selanjutnya. Terus IPK tinggi itu penting ngak sih ? IPK itu penting , namun IPK tinggi belum tentu  dapat menjamin kesuksesan karir seseorang dalam jangka panjang. Oleh sebab itu, masih perlu dilengkapi dengan kemampuan komunikasi dan interaksi social (atau bahasa kerennya ‘kecerdasan emosional’). Kemampuan ini bisa diasah selama kuliah melalui kegiatan ekstra kurikuler dan lebih perlu ditajamkan lagi pada saat sudah bekerja. Sebetulnya yang lebih penting adalah seberapa banyak ilmu pengetahuan yang berhasil diserap selama kuliah, seberapa luas dan intensif jaringan yang mampu dibangun selama kuliah, dan citra positif yang terekam dalam benak orang-orang di sekitar kita. Jadi tetaplah  bersemangat, uas tinggal beberapa hari lagi, libur tiba tak lama lagi , tapi harap-harap cemas nilai IP dan IPK. Happy holiday.

0 komentar:

Posting Komentar